Senin, Januari 07, 2013

Happy Inspiring :)



Belajar dari Pensil
Pembuat pensil meletakkan sebuah pensil di sampingnya, sebelum ia meletakkannya di dalam boks.
"Ada 5 hal yang perlu kamu ketahui," ia berkata pada pensil itu, "Sebelum aku mengirim-mu ke dunia. Ingatlah ini dan jangan pernah lupakan, dan kamu akan bisa menjadi pensil yang baik.

"Satu: Kamu akan bisa melakukan banyak hal, tetapi hanya apabila kamu digenggam oleh pemilikmu."
"Dua: Kamu akan mengalami peruncingan yang menyakitkan dari waktu ke waktu, tetapi kamu memerlukannya untuk menjadi pensil yang lebih baik."
"Tiga: Kamu akan dapat membetulkan setiap kesalahan yang kamu buat."
"Empat: Yang paling penting adalah kamu akan selalu menjadi apa yang ada di dalammu."
"Dan lima: Di setiap permukaan kamu digunakan, kamu harus meninggalkan tandamu. Tidak peduli kondisi permukaan itu, kamu harus terus menulis."

Pensil tersebut mengerti dan berjanji untuk mengingatnya, dan ia akhirnya diletakkan di boks dengan memiliki tujuan di hatinya.
Sekarang gantikan pensil itu dengan dirimu. Selalu ingat ini dan jangan pernah lupakan, dan kamu akan menjadi orang orang yang baik.

Satu: Kamu akan bisa melakukan hal-hal besar, tetapi hanya jika kamu mengijinkan kamu digenggam oleh tangan Tuhan.
Dua: Kamu akan mengalami asahan yang menyakitkan dari waktu ke waktu, dengan melalu berbagai masalah di hidup, tetapi kamu membutuhkannya untuk menjadi orang yang lebih baik.
Tiga: Kamu akan dapat memperbaiki setiap kesalahan yang kamu buat.
Empat: Yang paling penting adalah kamu akan selalu menjadi apa yang sudah ada dalam dirimu.
Dan lima: Di setiap permukaan dimana kamu berjalan, kamu harus meninggalkan jejakmu. Tidak peduli apapun situasi yang kamu alami, kamu harus melanjutkan tugasmu.

Biarkan perumpamaan tentang pensil ini membesarkan hatimu bahwa kamu adalah orang yang spesial dan hanya kamulah yang dapat menuntaskan tujuan kamu dilahirkan ke dunia.
Jangan pernah ijinkan dirimu menjadi putus asa dan berpikir bahwa hidupmu tak berarti dan tidak dapat membuat sebuah perubahan.

 Siklus Hidup Ikan Salmon
https://fbcdn-photos-a.akamaihd.net/hphotos-ak-snc6/189839_1308103480129_2558608_a.jpgIkan Salmon, satu dari sekian banyak jenis ikan yang banyak mengandung nilai gizi yang sangat bermanfaat bagi manusia. Jenis ikan ini dapat hidup di perairan tawar dan laut, dan merupakan salah satu komoditi hasil perikanan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Terlepas dari semua itu, judul di atas akan menjadi topik utama tulisan ini sekedar untuk menambah pengetahuan kita bersama.
 Siklus hidup ikan salmon bermula di perairan tawar (sungai), disini telur telur ikan salmon menetas (biasanya pada bulan November) dan disini perjuangan hidupnya bermula. Tingkat kematian ikan salmon pada tahap ini sangat besar. Dari total jumlah telur yang dibuahi, lebih kurang setengahnya yang berhasil menetas. Ikan salmon yang baru menetas ini dinamakan “alevin” yang hidup di antara tumpukan kerikil di dasar sungai dengan memakan plankton. Setelah persediaan makanan habis, alevin akan keluar dari kerikil dasar sungai (bulan Mei/Juni), pada tahap ini ikan salmon dinamakan “Fry”. Fry kemudian tumbuh dan berkembang menjadi “smolt” yang kemudian bergerak ke muara sungai menuju ke lautan lepas.
Tahun pertama hidup di lautan merupakan tahap kritis ikan salmon menghadapi pemangsanya. Predator yang memangsa ikan salmon dalam jumlah banyak adalah anjing laut. Disamping itu, singa laut, beruang, burung dan manusia juga menjadi ancaman kelangsungan hidup ikan salmon.
Lama berpetualang di lautan (4-7 tahun), ikan salmon tumbuh besar dan cukup dewasa untuk bereproduksi. Disini letak keunikan ikan salmon, dimana hidupnya bermula (menetas dari telur) disanalah ikan salmon melakukan proses reproduksi. Ikan salmon yang hidup berkoloni (berkumpul dalam jumlah yang sangat banyak) akan berkumpul dengan koloni ikan salmon lainnya untuk bermigrasi kembali ke perairan tawar yaitu sungai.
Perjalanan pulang ikan salmon tidaklah sebentar, memakan waktu dengan hitungan bulan. Banyak rintangan yang menghadang perjalanannya, melewati batu karang, berenang melawan arus, melompat mendaki air terjun (daya lompat ikan salmon bisa mencapai 3 meter),dan lain lain.
Satu hal lagi, selama melakukan perjalanan pulang, ikan salmon tidak makan apa apa alias berpuasa. Cadangan lemak yang ada di tubuhnya merupakan sumber makanan hingga sampai ke perairan tawar. Pemakaian cadangan lemak tubuh ini akan menyebabkan perubahan fisik pada ikan salmon. Pada tahap ini, banyak ikan salmon yang mati karena luka, keletihan ataupun pemangsa, hingga akhirnya hanya sedikit yang berhasil sampai ke hulu sungai.
Dari sumber yang ada, belum ada yang bisa memastikan bagaimana cara ikan salmon dapat menemukan kembali jalan pulang ke sungai tempat mereka ditetaskan setelah berenang di lautan bertahun tahun lamanya dan beribu ribu kilo jauhnya. Teori yang paling banyak di anut adalah ikan salmon menyimpan secara otomatis aroma dimana tempat dia ditetaskan, dan inilah yang nantinya akan menuntun perjalanan pulang kembali ke tempat asal.

Sesampainya di hulu sungai (atau tempatnya ditetaskan), dalam keadaan lelah ikan salmon akan menggali tanah di dasar sungai membuat lobang (25-30cm) untuk sarang dengan menggunakan ekornya. Di lobang itulah ikan salmon betina mengeluarkan telur 3.000-8.000 butir dan kemudian dibuahi oleh sperma ikan salmon jantan. Selesai melakukan pembuahan, ikan salmon jantan dan betina menutup kembali sarang tersebut dengan kerikil.
Kedua ikan salmon akan tinggal beberapa hari disekitar sarang tersebut hingga akhirnya mati kehabisan energi. Sebagian bangkai ikan salmon akan dimakan oleh binantang yang hidup di dasar sungai, dan sebagian lagi akan membusuk dengan bantuan bakteri hingga menjadi pupuk alami. Pupuk alam tersebut akan dimakan oleh plankton dan serangga kecil di dasar sungai. Pada akhirnya, plankton dan serangga kecil ini akan menjadi makanan pokok bagi ikan salmon yang baru menetas satu bulan kemudian.
Begitulah perjuangan dan siklus hidup ikan salmon. Yatim piatu sejak menetas, menempuh perjalanan dengan resiko yang sangat besar dan berkorban demi kelangsungan populasinya dimasa yang akan datang. Tentu banyak hal positif yang bisa kita ambil dari cerita ini selain dari kandungan gizi yang dikandung ikan salmon. Semoga bermanfaat.

 Belajar Rendah Hati dari Nelayan·
Pada suatu sore yang cerah, seorang cendekiawan ingin menikmati pemandangan laut dengan menyewa sebuah perahu nelayan dari tepi pantai. Setelah harga sewa per jam disepakati, keduanya melaut tidak jauh dari bibir pantai. Melihat nelayan terus bekerja keras mendayung perahu tanpa banyak bicara, sang cendekiawan bertanya: "Apa bapak pernah belajar ilmu fisika tentang energi angin dan matahari?". "Tidak", jawab nelayan itu singkat.
Cendekiawan melanjutkan "Ah, jika demikian bapak telah kehilangan seperempat peluang kehidupan Bapak". Nelayan cuma mengangguk-angguk membisu.
"Apa bapak pernah belajar sejarah filsafat?" tanya cendikiawan."Belum pernah" jawab nelayan itu singkat sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Cendekiawan melanjutkan " Ah, jika demikian bapak telah kehilangan seperempat lagi peluang kehidupan Bapak". Si Nelayan kembali cuma mengangguk-angguk membisu.
"Apa bapak pernah belajar dan bisa berkomunikasi dengan bahasa asing?" tanya cendikiawan."Tidak bisa" jawab nelayan itu singkat."Aduh, jika demikian bapak total telah kehilangan tiga perempat peluang kehidupan Bapak".
Tiba-tiba... .. Angin kencang bertiup keras dari tengah laut. Perahu yang mereka tumpangi pun oleng hampir terguling. Dengan tenang Nelayan bertanya kepada cendekiawan" Apa bapak pernah belajar berenang?" Dengan suara gemetar dan muka pucat ketakutan, orang itu menjawab "Tidak pernah". Nelayan pun memberi komentar dengan percaya diri "Ah, jika demikian, bapak telah kehilangan semua peluang hidup bapak"
 Pelajaran yang dapat dipetik dari kisah di atas:list of 3 items• Jangan meninggikan diri lebih hebat dari orang lain• Jangan sombong, sebab akan direndahkan Tuhan• Kita semua memiliki keterbatasan dan memerlukan orang lain.

 Kisah Karpet
Ada seorang ibu rumah tangga yang memiliki 4 anak laki-laki. Urusan belanja, cucian, makan, kebersihan & kerapihan rumah dapat ditanganinya dengan baik. Rumah tampak selalu rapih, bersih & teratur dan suami serta anak-anaknya sangat menghargai pengabdiannya itu.
Cuma ada satu masalah, ibu yang pembersih ini sangat tidak suka kalau karpet di rumahnya kotor. Ia bisa meledak dan marah berkepanjangan hanya gara-gara melihat jejak sepatu di atas karpet, dan suasana tidak enak akan berlangsung seharian. Padahal, dengan 4 anak laki-laki di rumah, hal ini mudah sekali terjadi dan menyiksanya.
Atas saran keluarganya, ia pergi menemui seorang psikolog bernama Virginia Satir, dan menceritakan masalahnya.
Setelah mendengarkan cerita sang ibu dengan penuh perhatian, Virginia Satir tersenyum & berkata kepada sang ibu:
 Ibu harap tutup mata ibu dan bayangkan apa yang akan saya katakan" 
 Ibu itu kemudian menutup matanya.
 "Bayangkan rumah ibu yang rapih dan karpet ibu yang bersih mengembang, tak ternoda, tanpa kotoran, tanpa jejak sepatu, bagaimana perasaan ibu?" Sambil tetap menutup mata, senyum ibu itu merekah, mukanya yang murung berubah cerah. Ia tampak senang dengan bayangan yang dilihatnya.
 Virginia Satir melanjutkan; "Itu artinya tidak ada seorangpun di rumah ibu. Tak ada suami, tak ada anak-anak, tak terdengar gurau canda dan tawa ceria mereka.”
 “Rumah ibu sepi dan kosong tanpa orang-orang yang ibu kasihi".
 Seketika muka ibu itu berubah keruh, senyumnya langsung menghilang, nafasnya mengandung isak. Perasaannya terguncang. Pikirannya langsung cemas membayangkan apa yang tengah terjadi pada suami dan anak-anaknya.
 "Sekarang lihat kembali karpet itu, ibu melihat jejak sepatu & kotoran di sana, artinya suami dan anak-anak ibu ada di rumah, orang-orang yang ibu cintai ada bersama ibu dan kehadiran mereka menghangatkan hati ibu".
 Ibu itu mulai tersenyum kembali, ia merasa nyaman dengan visualisasi tsb.
 "Sekarang bukalah mata ibu" Ibu itu membuka matanya
 "Bagaimana, apakah karpet kotor masih menjadi masalah buat ibu?"
 Ibu itu tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
 "Aku tahu maksud anda" ujar sang ibu, "Jika kita melihat dengan sudut yang tepat, maka hal yang tampak negatif dapat dilihat secara positif".
 Sejak saat itu, sang ibu tak pernah lagi mengeluh soal karpetnya yang kotor, karena setiap melihat jejak sepatu disana, ia tahu, keluarga yang dikasihinya ada di rumah.
 Reframing, yaitu bagaimana kita 'membingkai ulang' sudut pandang kita sehingga sesuatu yang tadinya negatif dapat menjadi positif,salah satu caranya dengan mengubah sudut pandangnya.

 Renungan
Saat km berumur 1 tahun, dia menyuapi dan memandikan.Sebagai balasannya, km menangis sepanjang malam.
Saat kau berumur 2 tahun, dia mengajarimu bagaimana cara berjalan.Sebagai balasannya, kau kabur saat dia memanggilmu.
Saat kau berumur 3 tahun, dia memasakkan semua makananmu dengan kasihsayang. Sebagai balasannya, kau buang piring berisi makanan ke lantai.
Saat kau berumur 4 tahun, dia memberimu pensil berwarna Sebagai balasannya,kau coret-coret dinding rumah dan meja makan
Saat kau berumur 5 tahun, dia membelikanmu pakaian2 yang mahal dan indah.Sebagai balasannya, kau memakainya untuk bermain di kubangan lumpur dekatrumah
Saat kau berumur 6 tahun, dia mengantarmu pergi ke sekolah. Sebagaibalasannya, kau berteriak.”NGGAK MAU!!”
Saat kau berumur 7 tahun, dia membelikanmu bola.Sebagai balasannya, kau lemparkan bola ke jendela tetangga.
Saat kau berumur 8 tahun, dia memberimu es krim.Sebagai balasannya, kau tumpahkan hingga mengotori seluruh bajumu.
Saat kau berumur 9 tahun, dia membayar mahal untuk kursus pianomu. Sebagaibalasannya, kau sering bolos dan sama sekali tidak pernah berlatih.
Saat kau berumur 10 tahun, dia mengantarmu ke mana saja, dari kolam renanghingga pesta ulang tahunSebagai balasannya, kau melompat keluar mobil tanpa memberi salam.
Saat kau berumur 11 tahun, dia mengantar kau dan teman-temanmu ke bioskop.Sebagai balasannya, kau minta dia duduk di baris lain
Saat kau berumur 12 tahun, dia melarangmu untuk melihat acara TV khususorang dewasa.Sebagai balasannya, kau tunggu dia sampai di keluar rumah
Saat kau berumur 13 tahun, dia menyarankanmu untuk memotong rambut, karenasudah waktunyaSebagai balasannya, kau katakan dia tidak tahu mode.
Saat kau berumur 14 tahun, dia membayar biaya untuk kempingmu selamasebulan liburanSebagai balasannya, kau tak pernah meneleponnya..
Saat kau berumur 15 tahun, pulang kerja ingin memelukmu Sebagaibalasannya, kau kunci pintu kamarmu.
Saat kau berumur 16 tahun, dia ajari kau mengemudi mobilnya.Sebagai balasannya, kau pakai mobilnya setiap ada kesempatan tanpa pedulikepentingannya.
Saat kau berumur 17 tahun, dia sedang menunggu telepon yang pentingSebagai balasannya, kau pakai telepon nonstop semalaman
Saat kau berumur 18 tahun, dia menangis terharu ketika kau lulus SMASebagai balasannya, kau berpesta dengan temanmu hingga pagi.
Saat kau berumur 19 tahun, dia membayar biaya kuliahmu dan mengantarmu kekampus pada hari pertama.Sebagai balasannya, kau minta diturunkan jauh dari pintu gerbang agar kautidak malu di depan teman-temanmu.
Saat kau berumur 20 tahun, dia bertanya, “Dari mana saja seharian ini?”Sebagai balasannya, kau jawab,”Ah Ibu cerewet amat sih, ingin tahu urusanorang!”
Saat kau berumur 21 tahun, dia menyarankan satu pekerjaan yang bagus utkkarirmu di masa depan.Sebagai balasannya, kau katakan,”Aku tidak ingin seperti Ibu.”
Saat kau berumur 22 tahun, dia memelukmu dengan haru saat kau lulusperguruan tinggiSebagai balasannya, kau tanya dia kapan kau bisa ke Bali.
Saat kau berumur 23 tahun, dia membelikanmu 1set furnitur untuk rumahbarumu.Sebagai balasannya, kau ceritakan pada temanmu betapa jeleknyafurnitur itu.
Saat kau berumur 24 tahun, dia bertemu dengan tunanganmu dan bertanya ttgrencananya di masa depanSebagai balasannya, kau mengeluh,”Aduuh, bagaimana Ibu ini, kok bertanya sptitu?”
Saat kau berumur 25 tahun, dia mambantumu membiayai penikahanmu Sebagaibalasannya, kau pindah ke kota lain yang jaraknya lebih dari 500km.
Saat kau berumur 30 tahun, dia memberikan beberapa nasehat bagaimanamerawat bayimu.Sebagai balasannya, kau katakan padanya,”Bu, sekarang jamannya sudahberbeda!”
Saat kau berumur 40 tahun, dia menelepon untuk memberitahukan pesta ulangtahun salah seorang kerabat.Sebagai balasannya, kau jawab,”Bu, saya sibuk sekali, nggak ada waktu.”.
Saat kau berumur 50 tahun, dia sakit-sakitan sehingga memerlukanperawatanmuSebagai balasannya, kau baca tentang pengaruh negatif orang tuayang menumpang tinggal di rumah anak-anaknya.
Dan hingga suatu hari, dia meninggal dengan tenang, dan tiba-tiba kauteringat semua yang belum pernah kau lakukan.

 8x3=23
Yan Hui adalah murid kesayangan Confusius yang suka belajar, sifatnya baik. Pada suatu hari ketika Yan Hui sedang bertugas, dia melihat satu toko kain sedang dikerumunin banyak orang. Dia mendekat dan mendapati pembeli dan penjual kain sedang berdebat.
Pembeli berteriak: "3x8 = 23, kenapa kamu bilang 24?
"Yan Hui mendekati pembeli kain dan berkata: "Sobat, 3x8 = 24, tidak usah diperdebatkan lagi".
Pembeli kain tidak senang lalu menunjuk hidung Yan Hui dan berkata: "Siapa minta pendapatmu? Kalaupun mau minta pendapat mesti minta ke Confusius. Benar atau salah Confusius yang berhak mengatakan".
Yan Hui: "Baik, jika Confusius bilang kamu salah, bagaimana?"
Pembeli kain: "Kalau Confusius bilang saya salah, kepalaku aku potong untukmu. Kalau kamu yang salah, bagaimana?"
Yan Hui: "Kalau saya yang salah, jabatanku untukmu".
Keduanya sepakat untuk bertaruh, lalu pergi mencari Confusius. Setelah Confusius tahu duduk persoalannya, Confusius  berkatakepada Yan Hui sambil tertawa: "3x8 = 23. Yan Hui, kamu kalah. Kasihkan jabatanmu kepada dia." Selamanya Yan Hui tidak akan berdebat dengan gurunya. Ketika mendengar Confusius bilang dia salah, diturunkannya topinya lalu dia berikan kepada pembeli kain.
Orang itu mengambil topi Yan Hui dan berlalu dengan puas.Walaupun Yan Hui menerima penilaian Confusius tapi hatinya tidak sependapat. Dia merasa Confusius sudah tua dan pikun sehingga dia tidak mau lagi belajar darinya. Yan Hui minta cuti dengan alasan urusan keluarga. Confusius tahu isi hati Yan Hui dan memberi cuti padanya. Sebelum berangkat, Yan Hui pamitan dan Confusius memintanya cepat kembali setelah urusannya selesai, dan memberi Yan Hui dua nasehat : "Bila hujan lebat, janganlah berteduh di bawah pohon. Dan jangan membunuh."
Yan Hui bilang baiklah lalu berangkat pulang.
Di dalam perjalanan tiba2 angin kencang disertai petir, kelihatannya sudah mau turun hujan lebat. Yan Hui ingin berlindung di bawah pohon tapi tiba2 ingat nasehat Confusius dan dalam hati berpikir untuk menuruti kata gurunya sekali lagi. Dia meninggalkan pohon itu. Belum lama dia pergi, petir menyambar dan pohon itu hancur. Yan Hui terkejut, nasehat gurunya yang pertama sudah terbukti.
Apakah saya akan membunuh orang? Yan Hui tiba dirumahnya sudah larut malam dan tidak ingin mengganggu tidur istrinya. Dia menggunakan pedangnya untuk membuka kamarnya. Sesampai didepan ranjang, dia meraba dan mendapati ada seorang di sisi kiri ranjang dan seorang lagi di sisi kanan. Dia sangat marah, dan mau menghunus pedangnya. Pada saat mau menghujamkan pedangnya, dia ingat lagi nasehat Confusius, jangan membunuh. Dia lalu menyalakan lilin dan ternyata yang tidur disamping istrinya adalah adik istrinya.
Pada keesokan harinya, Yan Hui kembali ke Confusius, berlutut dan berkata: "Guru, bagaimana guru tahu apa yang akan terjadi?"
Confusius berkata: "Kemarin hari sangatlah panas, diperkirakan akan turun hujan petir, makanya guru mengingatkanmu untuk tidak berlindung dibawah pohon. Kamu kemarin pergi dengan amarah dan membawa pedang, maka guru mengingatkanmu agar jangan membunuh".
Yan Hui berkata: "Guru, perkiraanmu hebat sekali, murid sangatlah kagum."
Confusius bilang: "Aku tahu kamu minta cuti bukanlah karena urusan keluarga. Kamu tidak ingin belajar lagi dariku. Cobalah kamu pikir. Kemarin guru bilang 3x8=23 adalah benar, kamu kalah dan kehilangan jabatanmu. Tapi jikalau guru bilang 3x8=24 adalah benar, si pembeli kainlah yang kalah dan itu berarti akan hilang 1 nyawa. Menurutmu, jabatanmu lebih penting atau kehilangan 1 nyawa yang lebih penting?"
Yan Hui sadar akan kesalahannya dan berkata : "Guru mementingkan yang lebih utama, murid malah berpikir guru sudah tua dan pikun. Murid benar2 malu."
Sejak itu, kemanapun Confusius pergi Yan Hui selalu mengikutinya.
Cerita ini mengingatkan kita:
Jikapun aku bertaruh dan memenangkan seluruh dunia, tapi aku kehilangan kamu, apalah artinya
Dengan kata lain, kamu bertaruh memenangkan apa yang kamu anggap adalah kebenaran, tapi malah kehilangan sesuatu yang lebih penting.
Banyak hal ada kadar kepentingannya. Janganlah gara2 bertaruh mati2an untuk prinsip kebenaran itu, tapi akhirnya malah menyesal, sudahlah terlambat.
Banyak hal sebenarnya tidak perlu dipertaruhkan. Mundur selangkah, malah yang didapat adalah kebaikan bagi semua orang.
Bersikeras melawan pelanggan. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga. 
Bersikeras melawan atasan. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga. 
Bersikeras melawan suami. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga. 
Bersikeras melawan teman. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga
Kemenangan bukanlah soal medali, tapi terlebih dulu adalah kemenangan terhadap diri dan lebih penting kemenangan di dalam hati.
BE A WINNER!

 Tidak Perlu Dijawab Hanya Ambil Hikmahnya
Anda tidak perlu menjawab semua pertanyaan, bacalah dan dapatkan pesan berharga. 
1. Nama 5 org terkaya didunia 
2. Nama 5 pemenang tropy 
3. Nama 5 miss america terakhir 
4. Nama 5 org pemenang nobel 
5. Name 5 org pemenang Academy Award 
Susah?
Intinya adalah, tidak ada seorangpun dr kita yg masih mengingatnya. Tepuk tangan telah sirna, penghargaan beralih. Pencapaian telah dilupakan. 
Ada kuis lain, lihatlah bagaimana anda mengerjakan yg ini : 
1. Nama 5 guru yg telah membantu anda dlm perjalanan sukses anda disekolah 
2. Nama 5 teman yg membantu anda dlm waktu sulit 
3. Nama 5 org yg mengajarkan anda sesuatu yg berharga 
4. Nama 5 org yg membuatmu merasa dihargai dan spesial. 
5. Nama 5 org yg anda sangat menikmati waktu bersamanya. 
Lebih mudah? 
Pelajarannya : org2 yg membuat perbedaan didalam hidupmu bukanlah orang2 yg memenangkan penghargaan, tapi mereka adalah org2 yg peduli dan mengasihi anda dgn tulus. Jadi, hargailah setiap saat yg anda miliki bersama org2 tersebut. Karna waktu selalu berjalan dan kita tdk pernah tau apa yg akan terjadi ketika org2 tersebut dipindahkan Tuhan dr sisi kita.

 5 Kualitas Pensil
Melihat Neneknya sedang asyik menulis Adi bertanya, "Nenek sedang menulis apa?"
Mendengar pertanyaan cucunya, sang Nenek berhenti menulis lalu berkata, "Adi cucuku, sebenarnya nenek sedang menulis tentang Adi. Namun ada yang lebih penting dari isi tulisan Nenek ini, yaitu pensil yang sedang Nenek pakai. Nenek berharap Adi dapat menjadi seperti pensil ini ketika besar nanti."
"Apa maksud Nenek bahwa Adi harus dapat menjadi seperti sebuah pensil? Lagipula sepertinya pensil itu biasa saja, sama seperti pensil lainnya," jawab Adi dengan bingung.
Nenek tersenyum bijak dan menjawab, "Itu semua tergantung bagaimana Adi melihat pensil ini. Tahukah kau, Adi, bahwa sebenarnya pensil ini mempunyai 5 kualitas yang bisa membuatmu selalu tenang dalam menjalani hidup."
"Apakah Nenek bisa menjelaskan lebih detil lagi padaku?" pinta Adi
"Tentu saja Adi," jawab Nenek dengan penuh kasih
"Kualitas pertama, pensil dapat mengingatkanmu bahwa kau bisa melakukan hal yang hebat dalam hidup ini. Layaknya sebuah pensil ketika menulis, kau jangan pernah lupa kalau ada tangan yang selalu membimbing langkahmu dalam hidup ini. Kita menyebutnya tangan Tuhan, Dia akan selalu membimbing kita menurut kehendakNya".
"Kualitas kedua, dalam proses menulis, kita kadang beberapa kali harus berhenti dan menggunakan rautan untuk menajamkan kembali pensil yang kita pakai. Rautan itu pasti akan membuat pensil menderita. Tapi setelah proses meraut selesai, pensil itu akan mendapatkan ketajamannya kembali. Begitu juga denganmu, dalam hidup ini kau harus berani menerima penderitaan dan kesusahan, karena merekalah yang akan membuatmu menjadi orang yang lebih baik".
"Kualitas ketiga, pensil selalu memberikan kita kesempatan untuk mempergunakan penghapus, untuk memperbaiki kata-kata yang salah. Oleh karena itu memperbaiki kesalahan kita dalam hidup ini, bukanlah hal yang jelek. Itu bisa membantu kita untuk tetap berada pada jalan yang benar".
"Kualitas keempat, bagian yang paling penting dari sebuah pensil bukanlah bagian luarnya, melainkan arang yang ada di dalam sebuah pensil. Oleh sebab itu, selalulah hati-hati dan menyadari hal-hal di dalam dirimu".
"Kualitas kelima, adalah sebuah pensil selalu meninggalkan tanda/goresan. Seperti juga Adi, kau harus sadar kalau apapun yang kau perbuat dalam hidup ini akan meninggalkan kesan. Oleh karena itu selalulah hati-hati dan sadar terhadap semua tindakan".
"Nah, bagaimana Adi? Apakah kau mengerti apa yang Nenek sampaikan?"
"Mengerti Nek, Adi bangga punya Nenek hebat dan bijak sepertimu."Begitu banyak hal dalam kehidupan kita yang ternyata mengandung filosofi kehidupan dan menyimpan nilai-nilai yang berguna bagi kita. Semoga memberikan manfaat.

Sabar
"Tidak mendapatkan hasil seperti yang saya mau. Kehidupan tidak selalu sesuai dengan apa yang kita inginkan."
 Ejaan huruf sabar terdiri dari 5 huruf S-A-B-A-R adalah sebuah kalimat yang sederhata untuk terucap, dan mungkin kita sering berujar pada kata ini. Kata ini memang sangat indah dan mudah untuk diucapkan secara lisan. Tapi kata sabar sangatlah sulit ketika kita menjalaninya.Jangan salah kaprah dengan mengartikan sabar dengan sebuah kepasrahan tanpa mau berusaha untuk melakukan sesuatu. Sebenarnya kesabaran adalah sebuah sikap siap menerima dan tabah atau berlapang dada saat kita mendapat sebuah ujian, atau kegagalan, atau kejatuhan pada segala sesuatu yang menimpa kita. Untuk bisa menjadi sabar tidak ada proses yang instant, tak ada yang tiba-tiba menjadi sabar atau tiba-tiba menjadi ikhlas. Semuanya perlu waktu, kesadaran, dan pembelajaran terus menerus. Sampai akhirnya ia melekat dalam diri kita menjadi karakter kita. Seperti bernafas, kita tak berpikir saat kita bernafas. Demikian hal nya pada karakter yang melekat pada diri kita. Kesabaran, keikhlasan, dan sifat baik lainnya. Akan mengalir saja, jika ia tidak melekat dalam diri kita. Kita dapat menangani kebanyakan masalah karena kita menyadari bahwa ada waktu yang memisahkan antara kita dengan tujuan kita. Kita mungkin perlu tidur malam untuk mengerjakan tugas tugas sekolah. Kita mungkin butuh 3 bahkan sampai 5 kali remidi/ test ulang dalam pelajaran yg kita benci.  Kita mungkin perlu mengirim sepuluh surat lamaran kerja untuk mendapatkan pekerjaan yang benar-benar kita inginkan. Intinya adalah, bahwa kita harus berusaha dan terus berusaha sampai kita berhasil. Kebanyakan orang berhenti terlalu cepat. Tetaplah tekun, tetaplah sabar, konsentrasilah pada tujuan utama kita sampai kita mampu mencapainya. 7. Sabar TERHADAP PEMBAGIAN (REZEKI) YANG DIPEROLEHNYA adalah : Mau Menerima (Nerimo)
 Kadang kita capek sama semua pekerjaan dan tiada hentinya mengeluh dan mengeluh. Memang hidup itu kadang susah, tp kalau dipikir pikir, hidup itu nggak akan susah kalau kita mengerjakannya dg ikhlas dan berfikir bahwa kita dapat melakukan pekerjaan yg berat sekalipun itu keliatannya "impossible". Kalau nggak percaya baca aja cerita "Dialog Antara Si Pembuat Jam dan Jam".
 Terjadi dialog antara pembuat jam dengan jam yang sedang dibuatnya. 
Berikut dialognya :
 Pembuat jam : “Hai jam,apa kamu sanggup untuk berdetak sebanyak 31.536.000 kali dalam setahun?"
Jam : “Enggak mungkin lah saya berdetak sebanyak itu!?” (jawabnya dg tersentak) 
 Pembuat Jam : “Baiklah, bagaimana kalau 86.400 kali dalam sehari?”
Jam : “86.400 kali? Dengan jarum yang kecil-kecil begini?” (jawabnya dg keraguan)  
 Pembuat Jam : “Kalau begitu cukup berdetak 3.600 kali dalam satu jam, pasti kamu sanggup!”
 Jam : “Sepertinya saya masih belum sanggup berdetak sebanyak itu dalam sejam.” (masih saja bimbang dg kemampuannya)
Akhirnya si pembuat jam berkata, “Sudahlah, sanggupkah kamu berdetak satu kali saja setiap detik?”
Jam itu sontak menjawab, “Naah, kalau cuma sekali sedetik sih aku sanggup, kapan aku mulai bekerja?”
Pembuat jam : “Sekarang!”
  • Setelah selesai dibuat, jam itu pun berdetak satu kali setiap detik. Lalu berdetak terus sampai 3.600 kali dalan satu jam. Berlanjut lagi sampai 86.400 kali dalam sehari. Dan tanpa terasa jam itu telah berdetak 31.536.000 kali dalam setahun.
 Hikmah dan Pelajaran
 Belajar dari jam, kadangkala kita ragu terhadap tugas dan pekerjaan yang kita anggap terlalu berat untuk dilakukan, padahal kita belum mencobanya. Karena itu jangan pernah berkata ‘tidak bisa’ terhadap setiap pekerjaan yang kita anggap berat dan sulit. Sebenarnya kita hanya butuh keberanian untuk mencoba, selanjutnya semua berjalan dan mengalir seperti air.
 Banyak gagasan dan pekerjaan besar yang terasa berat untuk dimulai. Maka cobalah memulai dari hal yang kecil dan ringan. Kemudian mulailah membangun sistem dan mekanisme kerja yang baik agar segala sesuatunya berjalan dengan maksimal dan agar keberhasilan itu juga berguna bagi orang-orang di sekitar kita.
 Bagaimana caranya untuk memulai? Ya sudah, mulai saja. Bahasa kerennya, start action!

                                                                   I Love Myself
I Love Me
 Ada orang-orang yang kurang percaya diri. Biasanya mereka disebut minder. Tapi ada juga yang sama sekali tak dapat menerima dirinya, yang tak bisa menyukai diri sendiri, yang selalu menemukan sesuatu di dalam diri yang membuatnya tidak puas... bahkan membenci dirinya sendiri! Saya tidak tahu mereka itu disebut apa. Tapi ternyata cukup banyak orang yang terkena “virus” itu dan masa kini penyebarannya telah mencapai tingkat wabah! Menyedihkan, namun sungguh itulah yang merampas kebahagiaan sejati dari banyak orang.
Masalahnya adalah jika kita tidak bisa menerima diri sendiri apa adanya, dan bahkan tidak bisa menyukai diri kita, maka kita mulai mencari topeng, alias suatu alternatif yang akan membuat kita merasa nyaman. Misalnya koleksi barang bermerek. Ada orang-orang yang menjadikan barang-barang branded itu sebagai simbol statusnya. Seorang pemilik handphone Vertu, handphone fashion yang harganya bisa sampai ratusan juta, saat ditanya mengapa dia punya hape mahal seperti itu, menjawab, “Ya gimana ya, barang kayak gini kan jarang, limited, jadi kalo kita punya, wah kesannya sih keren. Kita merasa hebat dan berharga karena barangnya berharga!” Bagi orang ini, barang dan aksesori menentukan identitasnya!
Ada seorang yang bangga menjadi pemilik mobil BMW. Setelah dia dapat tempat parkir, dia sedang keluar dari mobilnya dan tiba-tiba ada mobil lain dari belakang datang dengan kecepatan sangat tinggi menabrak dan menghancurkan pintu mobilnya bersama dengan seluruh lengannya! Saat polisi datang untuk memeriksa kecelakaan, mereka melihat pria ini berteriak dengan histeris sambil memandang mobilnya itu, “Ya ampun, mobil saya! Mobil saya! Hancur!” Seorang polisi menyapanya, “Maaf Bapak, apa Bapak tidak sadar kehilangan lengannya?” Saat ia melihat bahwa memang tangannya sudah tidak ada, ia berteriak, “Ya ampun, dimana jam-tangan Rolex saya?” Kita bisa menjadi begitu terobsesi dengan yang tidak penting sehingga kita kehilangan fokus dan prioritas! Dan akhirnya itulah yang menjadi kacamata gelap yang mewarnai pandangan kita baik terhadap diri sendiri maupun terhadap sesama.
Jadi mengapa kita harus sungguh-sungguh menyukai dan mengasihi diri sendiri apa adanya? Karena kita begitu disukai dan dikasihi Tuhan apa adanya. Bagi-Nya kita lebih penting dari segalanya dan kita sangat berharga di mata-Nya.
Jelas kita ini ada tempat yang istimewa di dalam Hati Allah. Jika kita begitu dikasihi-Nya, tak ada alasan lagi untuk memakai topeng atau barang yang branded.

 Kisah 2 Tukang Sol Sepatu
Mang Udin, begitulah dia dipanggil, seorang penjual jasa perbaikan sepatu yang sering disebut tukang sol. Pagi buta sudah melangkahkan kakinya meninggalkan anak dan istrinya yang berharap, nanti sore hari mang Udin membawa uang untuk membeli nasi dan sedikit lauk pauk. Mang Udin terus menyusuri jalan sambil berteriak menawarkan jasanya. Sampai tengah hari, baru satu orang yang menggunakan jasanya. Itu pun hanya perbaikan kecil.
Perut mulai keroncongan. Hanya air teh bekal dari rumah yang mengganjal perutnya. Mau beli makan, uangnya tidak cukup. Hanya berharap dapat order besar sehingga bisa membawa uang ke rumah. Perutnya sendiri tidak dia hiraukan.
Di tengah keputusasaan, dia berjumpa dengan seorang tukan sol lainnya. Wajahnya cukup berseri. “Pasti, si Abang ini sudah dapat uang banyak nich.” pikir mang Udin. Mereka berpapasan dan saling menyapa. Akhirnya berhenti untuk bercakap-cakap.
“Bagaimana dengan hasil hari ini bang? Sepertinya laris nich?” kata mang Udin memulai percakapan.
“Alhamdulillah. Ada beberapa orang memperbaiki sepatu.” kata tukang sol yang kemudian diketahui namanya Bang Soleh.
“Saya baru satu bang, itu pun cuma benerin jahitan.” kata mang Udin memelas.
“Alhamdulillah, itu harus disyukuri.”
“Mau disyukuri gimana, nggak cukup buat beli beras juga.” kata mang Udin sedikit kesal.
“Justru dengan bersyukur, nikmat kita akan ditambah.” kata bang Soleh sambil tetap tersenyum.
“Emang begitu bang?” tanya mang Udin, yang sebenarnya dia sudah tahu harus banyak bersyukur.
“Insya Allah. Mari kita ke Masjid dulu, sebentar lagi adzan dzuhur.” kata bang Soleh sambil mengangkat pikulannya.
Mang udin sedikit kikuk, karena dia tidak pernah “mampir” ke tempat shalat.
“Ayolah, kita mohon kepada Allah supaya kita diberi rezeki yang barakah.”
Akhirnya, mang Udin mengikuti bang Soleh menuju sebuah masjid terdekat. Bang Soleh begitu hapal tata letak masjid, sepertinya sering ke masjid tersebut.
Setelah shalat, bang Soleh mengajak mang Udin ke warung nasi untuk makan siang. Tentu saja mang Udin bingung, sebab dia tidak punya uang. Bang Soleh mengerti,
“Ayolah, kita makan dulu. Saya yang traktir.”
Akhirnya mang Udin ikut makan di warung Tegal terdekat. Setelah makan, mang Udin berkata,
“Saya tidak enak nich. Nanti uang untuk dapur abang berkurang dipakai traktir saya.”
“Tenang saja, Allah akan menggantinya. Bahkan lebih besar dan barakah.” kata bang Soleh tetap tersenyum.
“Abang yakin?”
“Insya Allah.” jawab bang soleh meyakinkan.
“Kalau begitu, saya mau shalat lagi, bersyukur, dan mau memberi kepada orang lain.” kata mang Udin penuh harap.
“Insya Allah. Allah akan menolong kita.” Kata bang Soleh sambil bersalaman dan mengucapkan salam untuk berpisah.
Keesokan harinya, mereka bertemu di tempat yang sama. Bang Soleh mendahului menyapa.
“Apa kabar mang Udin?”
“Alhamdulillah, baik. Oh ya, saya sudah mengikuti saran Abang, tapi mengapa koq penghasilan saya malah turun? Hari ini, satu pun pekerjaan belum saya dapat.” kata mang Udin setengah menyalahkan.
Bang Soleh hanya tersenyum. Kemudian berkata,
“Masih ada hal yang perlu mang Udin lakukan untuk mendapat rezeki barakah.”
“Oh ya, apa itu?” tanya mang Udin penasaran.
“Tawakal, ikhlas, dan sabar.” kata bang Soleh sambil kemudian mengajak ke Masjid dan mentraktir makan siang lagi.
Keesokan harinya, mereka bertemu lagi, tetapi di tempat yang berbeda. Mang Udin yang berhari-hari ini sepi order berkata setengah menyalahkan lagi,
“Wah, saya makin parah. Kemarin nggak dapat order, sekarang juga belum. Apa saran abang tidak cocok untuk saya?”
“Bukan tidak, cocok. Mungkin keyakinan mang Udin belum kuat atas pertolongan Allah. Coba renungkan, sejauh mana mang Udin yakin bahwa Allah akan menolong kita?” jelas bang Soleh sambil tetap tersenyum.
Mang Udin cukup tersentak mendengar penjelasan tersebut. Dia mengakui bahwa hatinya sedikit ragu. Dia “hanya” coba-coba menjalankan apa yang dikatakan oleh bang Soleh.
“Bagaimana supaya yakin bang?” kata mang Udin sedikit pelan hampir terdengar.
Rupanya, bang Soleh sudah menebak, kemana arah pembicaraan.
“Saya mau bertanya, apakah kita janjian untuk bertemu hari ini, disini?” tanya bang Soleh.
“Tidak.”
“Tapi kenyataanya kita bertemu, bahkan 3 hari berturut. Mang Udin dapat rezeki bisa makan bersama saya. Jika bukan Allah yang mengatur, siapa lagi?” lanjut bang Soleh. Mang Udin terlihat berpikir dalam. Bang Soleh melanjutkan, “Mungkin, sudah banyak petunjuk dari Allah, hanya saja kita jarang atau kurang memperhatikan petunjuk tersebut. Kita tidak menyangka Allah akan menolong kita, karena kita sebenarnya tidak berharap. Kita tidak berharap, karena kita tidak yakin.”
Mang Udin manggut-manggut. Sepertinya mulai paham. Kemudian mulai tersenyum.
“OK dech, saya paham. Selama ini saya akui saya memang ragu. Sekarang saya yakin. Allah sebenarnya sudah membimbing saya, saya sendiri yang tidak melihat dan tidak mensyukurinya. Terima kasih abang.” kata mang Udin, matanya terlihat berkaca-kaca.
“Berterima kasihlah kepada Allah. Sebentar lagi dzuhur, kita ke Masjid yuk. Kita mohon ampun dan bersyukur kepada Allah.”
Mereka pun mengangkat pikulan dan mulai berjalan menuju masjid terdekat sambil diiringi rasa optimist bahwa hidup akan lebih baik.

 Jadikan Hidupmu seperti Air
Sebuah kisah nan inspiratif, tentang Air dan persahabatannya dengan besi. Tentunya para pembaca penasaran akan judul di atas.  Mengapa kita harus menjadikan hidup ini seperti air? Apa kelebihan yang dimiliki air? Apakah pantas kita jadikan salah satu pedoman hidup kita? Simak cerita berikut ini….
Ada dua benda yang bersahabat karib yaitu besi dan air. Besi seringkali berbangga akan dirinya sendiri. Ia sering menyombong kepada sahabatnya : "Lihat ini aku, kuat dan keras. Aku tidak seperti kamu yang lemah dan lunak". Air hanya diam saja mendengar tingkah sahabatnya.
Suatu hari besi menantang air berlomba untuk menembus suatu gua dan mengatasi segala rintangan yang ada di sana . Aturannya : "Barang siapa dapat melewati gua itu dengan selamat tanpa terluka maka ia dinyatakan menang" Besi dan air pun mulai berlomba : Rintangan pertama mereka ialah mereka harus melalui penjaga gua itu yaitu batu-batu yang keras dan tajam. Besi mulai menunjukkan kekuatannya, Ia menabrakkan dirinya ke batu-batuan itu.Tetapi karena kekerasannya batu-batuan itu mulai runtuh menyerangnya dan besipun banyak terluka di sana sini karena melawan batu-batuan itu.
Air melakukan tugasnya ia menetes sedikit demi sedikit untuk melawan bebatuan itu, ia lembut mengikis bebatuan itu sehingga bebatuan lainnya tidak terganggu dan tidak menyadarinya, ia hanya melubangi seperlunya saja untuk lewat tetapi tidak merusak lainnya.
Score air dan besi 1 : 0 untuk rintangan ini. Rintangan kedua mereka ialah mereka harus melalui berbagai celah sempit untuk tiba di dasar gua. Besi merasakan kekuatannya, ia mengubah dirinya menjadi mata bor yang kuat dan ia mulai berputar untuk menembus celah-celah itu. Tetapi celah-celah itu ternyata cukup sulit untuk ditembus, semakin keras ia berputar memang celah itu semakin hancur tetapi iapun juga semakin terluka.
Air dengan santainya merubah dirinya mengikuti bentuk celah-celah itu. Ia mengalir santai dan karena bentuknya yang bisa berubah ia bisa dengan leluasa tanpa terluka mengalir melalui celah-celah itu dan tiba dengan cepat didasar gua. Score air dan besi 2 : 0
Rintangan ketiga ialah mereka harus dapat melewati suatu lembah dan tiba di luar gua besi kesulitan mengatasi rintangan ini, ia tidak tahu harus berbuat apa, akhirnya ia berkata kepada air : "Score kita 2 : 0, aku akan mengakui kehebatanmu jika engkau dapat melalui rintangan terakhir ini !"
Airpun segera menggenang sebenarnya ia pun kesulitan mengatasi rintangan ini,tetapi kemudian ia membiarkan sang matahari membantunya untuk menguap. Ia terbang dengan ringan menjadi awan, kemudian ia meminta bantuan angin untuk meniupnya kesebarang dan mengembunkannya. Maka air turun sebagai hujan. Air menang telak atas besi dengan score 3 : 0.
Jadikanlah hidupmu seperti air. Ia dapat memperoleh sesuatu dengan kelembutannya tanpa merusak dan mengacaukan karena dengan sedikit demi sedikit ia bergerak tetapi ia dapat menembus bebatuan yang keras. Ingat hati seseorang hanya dapat dibuka dengan kelembutan dan kasih bukan dengan paksaan dan kekerasan.
Kekerasan hanya menimbulkan dendam dan paksaan hanya menimbulkan keinginan untuk membela diri.
Air selalu merubah bentuknya sesuai dengan lingkungannya, ia flexibel dan tidak kaku karena itu ia dapat diterima oleh lingkungannya dan tidak ada yang bertentangan dengan dia. Air tidak putus asa, Ia tetap mengalir meskipun melalui celah terkecil sekalipun. Ia tidak putus asa. Dan sekalipun air mengalami suatu kemustahilan untuk mengatasi masalahnya, padanya masih dikaruniakan kemampuan untuk merubah diri menjadi uap.

 Baca “Alhamdulillah” usai Bersin, Ternyata ada kajian ilmiahnya
 Entah kenapa, kemaren terlintas dipikiranku. Kenapa sih, setelah bersin kita harus membaca Alhamdulillah? Kenapa tidak yang lainnya? Masya Allah, atau Astaghfirullah ? Atau yang lainnya? Toh juga sama-sama baiknya. Hmm, usut punya usut, selain bersumber pada hadis Rasulullah SAW, ternyata setelah dikaji secara ilmiah, ada hubungannya. Lalu apakah hubungan Bersin dan Alhamdulillah, serta kajiannya dalam hal ilmiah?
Sebelumnya, aku jelasin dulu ya, asal-usul bersin.
Bersin adalah keluarnya udara dengan keras (kecepatannya sampe 250km/jam bung, atau sekitar 70m/s ). Sekali bersin, ada 40.000 butir air (ludah) yang keluar. Makannya, klo bersin ditutup mulutnya, daripada ntar nyebar ke mana2. Tapi, sebenarnya, dengan bersin ini, menyebabkan hidung tetap bersih. Coz, bersin juga mengeluarkan benda2 asing di hidung.
Nah, itu sekilas tentang bersin. Trus, kenapa kita mesti membaca Alhamdulillah??? Jawabannya dah cukup jelas di sini:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ta’alaa anhu, Rasulullah bersabda, “Sungguh Allah mencintai orang yang bersin dan membenci orang yang menguap, maka jika kalian bersin maka pujilah Allah, maka setiap orang yang mendengar pujian itu untuk menjawabnya; adapun menguap, maka itu dari syaitan, maka lawanlah itu sekuat tenagamu. Dan apabil seseorang menguap dan terdengar bunyi: Aaaa, maka syaitan pun tertawa karenanya”. Shahih Bukhari, 6223.
Tuh, dah jelas, bahwa karena Allah mencintai orang yang bersin, maka kita harus membalas cintaNya dengan membaca Alhamdulillah. By the way, g hanya alhamdulillah aja. Bisa juga yang lainnya. Seperti ini:
  • Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin (segala puji bagi Allah Rabb semesta alam).
  • Alhamdulillah ‘ala kulli haal (segala puji bai Allah dalam setiap keadaan)
  • Alhamdulillahi hamdan katsiiran thayyiban mubaarakan fiihi, mubaarakan ‘alaihi kamaa yuhibbu Rabbuna wa yardhaa” (segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak lagi penuh berkah dan diberkahi, sebagaimana yang dicintai dan diridhai oleh Rabb kami). Trus, seandainya ada temen kita yang bersin, kita pun harus tanggap menjawab rasa syukurnya, yaitu dengan ini :
  alhamdullillah,” maka kita wajib mendoakannya dengan membaca “yarhamukallah” (semoga Allah merahmatimu). Hukum tasymit ini adalah wajib bagi setiap orang yang mendengar seorang muslim yang bersin kemudian mengucapkan “alhamdullillah.” Setelah orang lain mendoakannya, orang yang bersin tadi dianjurkan untuk mengucapkan salah satu doa sebagai berikut:
  Yahdikumullah wa yushlih baalakum (mudah-mudahan Allah memberikan hidayah kepada kalian dan memperbaiki keadaan kalian).
  Yaghfirulahu lanaa wa lakum (mudah-mudahan Alah mengampuni kita dan kalian semua).
  Yaghfirullaah lakum (semoga Allah mengampuni kalian semua).
  Yarhamunnallah wa iyyaakum wa yaghfirullaahu wa lakum (semoga Allah memberi rahmat kepada kami dan kamu sekalian, serta mengampuni kami dan mengampuni kalian).
  Aafaanallah wa iyyaakum minan naari yarhamukumullaah (semoga Allah menyelamatkan kami dan kamu sekalian dari api neraka, serta memberi rahmat kepada kamu sekalian).
  Yarhamunnallah wa iyyaakum (semoga Allah memberi rahmat kepada kami dan kepada kalian semua).
Kalo aku sih, biasa pake yang no 1 ditambah yang kedua.
KAJIAN ILMIAHNYA GIMANA DONG???
Nah, masalah kita harus mengucapkan Alhamdulillah, telah dibuktikan oleh beberapa mahasiswa dari sebuah universitas di Amerika yang membuat penelitian tentang bersin ini. Mereka ingin tau kenapa manusia bersyukur dan saling mendoakan pada saat bersin. Dari hasil penelitian, ternyata pada saat bersin jantung manusia berhenti berdetak NOL KOMA SEKIAN DETIK. Dan kita tau kalau jantung merupakan organ vital bagi manusia, maka dari itu hendaknya ketika kita bersin mengucap "Alhamdulillah" (segala puji bagi Allah) sebagai wujud syukur kita kepada Allah SWT. Sedangkan orang yang mendengarnya mendo'akan "yarhamukallooh" (semoga Allah merahmatimu), sedangkan orang yg bersin membalas doa'nya "yahdiikumullooh wayushlih baalakum" (semoga Allah memberi petunjuk kepadamu dan memperbaiki keadaanmu).

                                                                   Alpukat VS Benalu
Sebuah kisah yang begitu inspiratif. Tentang persahabtan dua makhluk Allah, yang akhirnya harus berakhir dengan kematian salah satunya, karena kelicikan dan penghkhianatan dari salah satu makhluk Allah tersebut. Bagaimanakah ceritanya?
Suatu hari, sebatang pohon alpukat menikmati sejuknya udara sore. Tiba-tiba keasyikannya terusik oleh sapaan dari sebutir biji benalu yang sedang diterbangkan angin kian kemari. "Selamat sore Kat", sapa benalu. "Oh, kamu Lu, selamat sore juga", balas alpukat. "Wah Kat, sekarang kamu sudah besar,ranting-rantingmu banyak, daunmu lebat, buahmu besar-besar", puji benalu. "Iya Lu, itu karena akar-akar saya banyak dan rajin menghisap sari-sari makanan dari dalam tanah", kata alpukat dengan bangga.
Kemudian benalu melanjutkan, "Hampir sepanjang hari saya diterbangkan angin, rasanya badan saya capek sekali, boleh tidak saya beristirahat di salah satu rantingmu, satu malam saja?". Tanpa berpikir panjang alpukat langsung mengabulkan permohonan sang benalu, "Jangankan satu benalu kecil, lima puluhpun saya masih tidak terasa,' pikir alpukat.
Maka sejak itu benalu tinggal di pohon alpukat dan tanpa disadari oleh alpukat, benalu makin hari makin besar dan beranak banyak. Suatu hari alpukat melihat tubuhnya sudah kurus kering, saat itulah alpukat sadar bahwa benalu sudah merugikan dirinya. Lalu alpukat memutuskan untuk menyuruh benalu meninggalkan tubuhnya. "Kat, semua akar-akar saya sudah tertancap dalam tubuhmu jadi jangan pernah bermimpi kalau saya akan memenuhi permintaanmu", kata benalu sambil tertawa. Semakin hari Alpukat makin kurus dan akhirnya mati karena benalu terus menghisap makanan dari tubuh alpukat tanpa belas kasihan.
Banyak orang yang bertindak seperti alpukat ini, waktu dosa-dosa kecil datang menggoda, dan hadir dengan segala daya tariknya, mereka tidak langsung menolaknya, mereka pikir, 'Ah itu hanya dosa kecil saja, tidak akan memengaruhi keimanan saya'. Saya akan tetap rajin berdoa.
Terbukti bahwa setiap orang yang meremehkan dosa, yang kecil sekalipun, akan terjerat oleh dosa yang lebih besar lagi. Satu hal yang harus kita ingat, kalau hari ini kita melakukan satu dosa kecil, dosa kecil tersebut makin lama akan menjadi besar dan melahirkan dosa-dosa lain karena salah satu sifat dosa adalah melahirkan dosa. "Jangan merasa diri kuat iman sehingga Anda bebas bermain-main dengan dosa. Setiap perbuatan dosa, harus kita jauhi dan hindari, sekecil apapun !”

 Kisah Penjual Ikan
Seseorang mulai berjualan ikan segar dipasar. Ia memasang papan pengumuman bertuliskan "Disini Jual Ikan Segar"
Tidak lama kemudian datanglah seorang pengunjung yang menanyakan tentang tulisannya. "Mengapa kau tuliskan kata :DISINI ? Bukankah semua orang sudah tau kalau kau berjualan DISINI , bukan DISANA?"
 "Benar juga!" pikir si penjual ikan, lalu dihapusnya kata "DISINI" dan tinggallah tulisan "JUAL IKAN SEGAR".
 Tidak lama kemudian datang pengunjung kedua yang juga menanyakan tulisannya.
 "Mengapa kau pakai kata SEGAR ? bukankah semua orang sudah tau kalau yang kau jual adalah ikan segar, bukan ikan busuk?"
 "Benar juga" pikir si penjual ikan, lalu dihapusnya kata "SEGAR" dantinggallah tulisan "JUAL IKAN"
 Sesaat kemudian datanglah pengunjung ke tiga yang juga menanyakantulisannya : "Mengapa kau tulis kata JUAL? Bukankah semua orang sudah tau kalau ikan ini untuk dijual, bukan dipamerkan?"
 Benar juga pikir si penjual ikan,, lalu dihapusnya kata JUAL dan tinggalahtulisan "IKAN"
 Selang beberapa waktu kemudian, datang pengunjung ke 4, yang juga menanyakan tulisannya : "Mengapa kau tulis kata IKAN?, bukankah semua orang sudah tau kalau ini Ikan bukan Daging?"
 "Benar juga" pikir si penjual ikan, lalu diturunkannya papan pengumuman itu.
 Bila kita ingin memuaskan semua orang, maka yakinlah itu hal yang mustahil.... atau bahkan kita malah justru merugikan diri sendiri
 Sudah menjadi fitrah manusia untuk berbeda pendapat. Terbukti perumahan mungil2 yang dulunya sama semua, dalam hitungan tahun sudah menjadi beda semua...
 Jadi utamakan suara hati anda... biarlah orang lain berpendapat..., tapi saringlah, cerna kembali pendapat mereka... apakah sesuai dengan kata hati anda?... jika tidak, maka tegaslah tuk mengatakan... "Tidak!... maaf" :)
 Trimakasih telah membaca... Salam Motivasi...!

 Rahasia Kehidupan adl Memberi dan Berbagi
Sunnah kehidupan mengharuskan adanya strata sosial. Namun perbedaan strata sosial bukanlah pembenar atas prilaku egoisme. Dengan perbedaan ini manusia dapat hidup dengan indah dan harmoni bila saja mereka mau saling berbagi dan memberi.
Namun seringkali manusia hanya berpikir, ‘bagaimana caranya saya bisa mendapatkan’, bukan ‘bagaimana saya bisa memberi’.  Padahal hujan turun dari awan ke bumi karena bumi telah memberikan uap airnya kepada awan. Artinya, kita bisa menerima karena kita telah memberi.
Jika kita berkata kepada tanah, “berilah kami tanaman, berilah kami sayuran, berilah kami buah-buahan.”  Maka tanah akan menjawab, “Maaf, saya tidak bisa memberi anda apapun, anda belum mengenal saya, apalagi memberikan sesuatu kepada saya. Seharusnya anda menanami saya benih, menyiram saya, memupuk dan memelihara saya. Setelah itu barulah saya akan memberikan tanaman, sayuran, dan buah-buahan kepada anda.”
Memberi atau berbagi adalah pekerjaan mulia, dan memberi tidak harus dikerdilkan dengan materi. Memberi adalah sebuah dorongan hati yang tulus untuk saling mengisi ruang-ruang kosong dalam kehidupan insan. Memberi adalah sebuah ketulusan tanpa mengharap balasan ataupun sekedar pujian kecuali hanya dari Allah.
Berikanlah sesuatu walau hanya senyuman manis kepada orang lain, niscaya anda akan mendapatkan lebih baik dari sekedar senyum manis. Yakinlah tidak ada yang remeh di hadapan Allah jika dilakukan dengan hati yang tulus ikhlas.

 Kekuatan Tanpa Kekerasan
Berikut ini adalah kisah Dr. Arun Gandhi ketika remaja. Ia adalah cucu dari Mahatma Gandhi seorang tokoh terkenal dari India.
Ketika itu ia baru berusia 16 tahun dan tinggal bersama orang tua di sebuah lembaga yang didirikan oleh kakeknya. Tepatnya di tengah-tengah kebun tebu, jauh di pedalaman, 18 mil di luar kota Durban, Afrika Selatan. Bila ada kesempatan pergi ke kota, ia  sangat senang sekali. Karena kesempatan seperti itu adalah kesempatan yang langka, ia akan menggunakan kesempatan itu  untuk mengunjungi teman atau menonton bioskop.
Suatu hari, sang ayah memintanya mengantarnya ke kota untuk menghadiri konferensi sehari penuh. Ia sangat gembira dengan kesempatan itu. Mengetahui hal itu, sang ibu memberikan daftar belanja dan memintanya berbelanja barang kebutuhan. Sang ayah juga memintanya untuk mengerjakan beberapa pekerjaan yang lama tertunda, seperti memperbaiki mobil di bengkel.
Pagi itu, setiba di tempat konferensi, sang ayah berkata, “Ayah tunggu kau disini jam 5 sore. Lalu kita akan pulang ke rumah bersama-sama.” Segera saja Ia menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang diberikan oleh ayah dan ibunya. Kemudian, ia pergi ke bioskop. Wah, ia benar-benar terpikat dengan dua permainan John Wayne sehingga lupa akan waktu.
Begitu melihat jam menunjukkan pukul 17:30, langsung ia berlari menunju bengkel mobil dan terburu-buru menjemput sang ayah yang sudah menunggunya. Saat itu sudah hampir pukul 18:00. Dengan gelisah sang ayah menanyainya, “Kenapa kau terlambat?”
Ia sangat malu untuk mengakui bahwa ia menonton film John Wayne sehingga ia menjawab, “Tadi, mobilnya belum siap sehingga saya harus menunggu.” Padahal, ternyata tanpa sepengetahuannya, sang ayah telah menelepon bengkel mobil itu. Dan, kini ayah tahu kalau ia berbohong.
Lalu sang ayah berkata, “Ada sesuatu yang salah dalam membesarkan kau sehingga kau tidak memiliki keberanian untuk menceritakan kebenaran pada ayah. Untuk menghukum kesalahan ayah ini, ayah akan pulang ke rumah dengan berjalan kaki sepanjang 18 mil dan memikirkannya baik-baik.”
Lalu, dengan tetap mengenakan pakaian dan sepatunya, sang ayah mulai berjalan kaki pulang ke rumah. Padahal hari sudah gelap, sedangkan jalanan sama sekali tidak rata. Ia tidak bisa meninggalkan ayahnya, maka selama lima setengah jam, ia mengendarai mobil pelan-pelan di belakang ayahnya, melihat penderitaan yang dialami oleh sang ayah hanya karena kebohongan bodoh yang ia lakukan. Sejak itu ia tidak akan pernah berbohong lagi.
“Sering kali ia berpikir mengenai peristiwa ini dan merasa heran. Seandainya sang Ayah menghukumnya sebagaimana orang-orang kebanyakan menghukum anak-anaknya, maka apakah ia akan mendapatkan sebuah pelajaran mengenai tanpa kekerasan? Ia kira tidak. Ia akan menderita atas hukuman itu dan melakukan hal yang sama lagi. Tetapi, hanya dengan satu tindakan tanpa kekerasan yang sangat luar biasa, sehingga ia merasa kejadian itu baru saja terjadi kemarin. Itulah kekuatan tanpa kekerasan.”

Waktu itu kehidupan
Seandainya  saya memberikan kepada setiap orang, termasuk anda, modal berupa uang sebesar 24 dinar setiap hari, lalu saya mengharuskan agar uang itu anda habiskan dalam hari itu juga tanpa boleh tersisa sepeserpun, akan anda gunakan untuk apa uang pemberian saya itu?
Sebagian orang mungkin akan menghabiskan uang itu untuk membeli berbagai keperluan dirinya seperti makanan, pakaian, perhiasan atau apapun. Bahkan mungkin tidak sedikit yang akan menggunakan uang itu untuk bersenang-senang dan berfoya-foya. Itu terserah saja.
Begitulah perumpamaan waktu yang Allah berikan kepada kita. Setiap kita diberikan modal berupa waktu  24 jam sehari  untuk kita gunakan sampai habis. Jatah waktu hari ini harus kita habiskan hari ini juga, sebab jatah waktu tersebut tidak bisa kita tabung untuk esok hari.
Akan tetapi Allah akan meminta tanggungjawab kita terhadap waktu yang telah Dia berikan. Setiap detik yang kita gunakan, kelak  akan ditanyakan kepada kita.  Untuk apa saja kita habiskan, untuk kebaikankah atau untuk kejahatan? Sudahkah kita memaksimalkan waktu atau bahkan menyiakan dan membiarkan waktu hilang begitu saja tanpa makna?
Semua yang hilang dapat dicari kembali. Tetapi waktu yang telah hilang, tak akan pernah kembali lagi. Waktu adalah uang, times is money, begitu kata pepatah. Tentu kita tak rela bila orang lain mencuri uang kita bukan? Namun ironisnya, seringkali kita membiarkan orang lain mencuri waktu kita. Padahal waktu jauh lebih berharga daripada uang.
Coba kita hitung, membuang waktu 30 menit sehari sama dengan membuang waktu 26 hari dalam setahun.  Menghabiskan waktu 2 jam sehari di depan televisi, sama saja dengan membuang waktu 3,5 bulan dalam setahun. Bayangkan, umur kita bertambah tua,  amal kita tidak bertambah, malah dosa kita semakin banyak.
Karena itu, ambillah waktu untuk beribadah, karena ia sumber ketenangan. Ambillah waktu untuk bekerja, karena ia adalah harga kesuksesan. Ambillah waktu untuk membaca, karena ia merupakan pangkal kebijaksanaan. Namun jangan sekali-kali melalaikan waktu, karena ia sumber dari segala kerugian.
Hendaklah kita ingat! Waktu adalah kehidupan. Karena itu, kejahatan terbesar di dunia ini adalah membunuh waktu dengan kesia-siaan.
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang yang beriman dan beramal sholeh.” (QS. al Ashr ayat 1-3)

 Kisah Pencari Kayu
Di hutan belantara ada seorang pencari kayu sedang asyik mengumpulkan kayu, tiba-tiba datang seekor harimau hendak menerkamnya. Tanpa pikir panjang si pencari kayu itupun lari sekencang-kencangnya untuk menyelamatkan diri. Dalam keadaan sangat panik, kakinya terperosok dan ia jatuh kedalam sebuah jurang.
Beruntunglah ia masih sempat menggapai akar pohon yang menjuntai lalu menggenggamnya dengan kuat. Sementara ia berpegangan pada akar, sang harimau tetap menunggunya dimulut jurang dengan taringnya yang tajam siap memangsa si pencari kayu kapanpun juga. Tiba-tiba pula datang dua ekor tikus berwarna putih dan hitam yang mengerogoti akar yang sedang digenggam oleh si pencari kayu, sehingga lama kelamaan akar itu menjadi rapuh. Saat bersamaan ia menengok kedasar jurang ternyata disana banyak ular berbisa yang siap menggigit dan memangsanya ketika ia terjatuh.
Disaat genting itu ia mendongak karena ada sesuatu yang menetes dari atas kepalanya. Ternyata ada madu yang menetes dari sarang lebah sebuah pohon di atas mulut jurang. Si pencuri kayupun membuka mulutnya dan meminum madu yang menetes ke dalam mulutnya. Karena rasa lapar, ia sangat menikmati madu tersebut sampai-sampai ia lupa akan bahaya yang mengancam disekelilingnya.
Hikmah dan Pelajaran
Cerita di atas sangat menarik untuk kita jadikan sebuah perumpamaan hidup. Si pencari kayu itu adalah gambaran seorang manusia, harimau adalah kematian yang selalu mengejarnya kapanpun dan dimanapun. Akar pohon adalah ibarat umur manusia yang selalu berkurang digerogoti oleh tikus putih (waktu siang) dan tikus hitam (waktu malam). Umur manusia selalu berkurang tapi amal kebaikan tidak bertambah, justru perbuatan dosa semakin ditumpuk menggunung tinggi.
Sementara ular-ular berbisa di dasar jurang ibarat siksaan dan azab yang telah disediakan Allah bagi manusia pendosa. Azab kubur menunggu manusia jika ia tidak bisa menjawab pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir. Siksaan selanjutnya adalah api neraka jahannam yang menyala-nyala, yang panasnya seribu kali panasnya api dunia.
Sedangkan tetesan madu adalah kenikmatan dunia yang hanya secuil tapi banyak melenakan manusia. Banyak manusia yang lupa tujuan hidupnya bahkan lupa terhadap Penciptanya hanya gara-gara mengejar kesenangan dunia yang sedikit. Padahal balasan disisi Allah lebih baik dan lebih kekal.
Di tengah situasi seperti demikian, adakah yang bisa menyelamatkan manusia selain iman kepada Allah? Hanya iman yang menyelamatkan nabi Nuh alaihissalam dari bencana air bah. Iman pula yang menyela-matkan nabi Musa alaihissalam dan pengikut-nya dari kejaran pasukan Fir’aun.
Kekuatan iman mampu membedakan mana kaca, mana permata. Mana dunia, dan mana akhirat. Orang beriman tidak mungkin memilih yang fana.

Kisah Pengusaha Beristri Empat
Ini adalah kisah seorang pengusaha yang memiliki empat istri. Diantara istri-istrinya, ia sangat mencintai istri yang keempat. Sebab dialah yang tercantik. Karena itu ia menganugerahi harta dan kesenangan yang berlimpah dan selalu memberikan yang terbaik untuk istri keempatnya ini.
Ia juga mencintai istri yang ke tiga. Ia sangat bangga padanya. Dibanyak kesempatan dan pertemuan ia selalu  mengajak dan memperkenalkan istri ketiganya ini kepada semua orang. Namun demikian, ia selalu khawatir kalau istrinya ini selingkuh dengan orang lain.
Istri yang kedua juga sangat ia sukai. Ia adalah sosok istri yang sabar dan pengertian. Tempatnya berkeluh kesah dan mengadukan berbagai masalah hidupnya. Dia selalu menolong dan mendampingi suaminya melewati masa sulit.
Adapun istri yang pertama. Dia adalah pasangan yang sangat setia. Cintanya pada suami tak tertandingi oleh istrinya yang lain. Dia selalu membawa kebaikan bagi keluarganya. Selalu merawat dan mengatur kekayaan dan usaha sang suami. Akan tetapi sang suami tidak terlalu mencintainya, bahkan cenderung tidak perduli padanya.
Suatu ketika si pengusaha ini sakit parah. Ia sadar kalau hidupnya sebentar lagi akan berakhir. Ia bergumam, “Saat ini aku punya empat orang istri, namun jika aku meninggal aku akan sendirian. Betapa malang jika aku harus seorang diri.”
Lalu ia meminta semua istrinya dtang, dan mulai bertanya pada istri keempatnya. “Kamulah yang paling kucintai, kuberikan kau gaun dan perhiasan yang indah. Maukah kau menemaniku ketika aku mati nanti?”
Istri keempat menjawab: “Mana mungkin aku akan menemanimu, aku tidak mau!” sambil berlalu pergi. Jawaban itu tentu sangat menyakitkan.
Pengusaha malang itu lalu bertanya pada istri ketiganya. “Akupun sangat mencintaimu, maukah kau ikut denganku menemani akhir hayatku?” Istri ketiga menjawab’ “Aku masih ingin menikmati indahnya hidup, lebih baik aku menikah lagi dangan lelaki yang menyukaiku.” Sang pengusaha makin terpukul dan tercabik hatinya. Tubuhnya lemas lunglai.
Lalu ia bertanya pada istri keduanya. “Istriku, kau selalu membantuku ketika aku mendapatkan masalah, kini aku butuh bantuanmu. Kalau aku mati, maukah kau ikut menemaniku?”
Istri kedua menjawab pelan. “Maafkan aku, kali ini aku tak dapat menolongmu. Aku hanya akan mengantarmu sampai ke liang kubur saja. Nanti akan kubuatkan makam yang indah buatmu.”
Sang pengusaha kini putus asa. Tiba-tiba terdengar suara lembut, “suamiku, akuakan menemanimu kemanapun kau pergi dan aku akan tinggal bersamamu selamanya. Aku tetap setia sampai kapanpun.” Si pengusaha menoleh ke arah suara itu, didapati istri pertamanya. Dia tampak begitu kurus dan tidak terurus, pakaiannya sangat lusuh dan jelek.
Dengan penyesalan yang sangat dalam, si pengusaha menangis tersedu-sedu. “Kalau saja aku bisa merawatmu saat aku masih mampu dan sehat, tentu takkan kubiarkan kau merana seperti ini, istriku.”
Hikmah dan Pelajaran
Hidup di dunia ini hakikatnya kita seperti memilki empat orang istri:
Istri yang keempat, adalah tubuh kita. Seberapapun kita menghias tubuh kita sehingga tampak indah dan gagah, namun semuanya akan sirna dan sia-sia, tidak tersisa sedikitpun kelak saat kita menghadap Allah.
Istri ketiga, adalah status sosial dan kekayaan. Saat kita meninggal dunia, semua akan pergi dan beralih kepada orang lain.
Istri kedua, adalah kerabat dan teman karib. Sedekat apapun hubungan kita dengan mereka, kita tak akan bersama mereka selamanya. Hanya sampai liang kubur saja mereka akan menemani kita.
Dan istri pertama, adalah jiwa dan amal kita. Kita sering melupakan dan mengabaikannya demi kesenangan pribadi yang sesaat. Padahal jiwa dan amal inilah yang akan menolong dan menemani kita saat kematian menjemput. Kita akan berdiri di padang mahsyar dengan ditemani amal kita. Karena itu perhatikanlah amal kita, sebelum terlambat, sebelum nyawa terpisah dengan jasad kita.

 Belajar Dari Sebuah Jam
TERJADI dialog antara pembuat jam dengan jam yang sedang dibuatnya. Pembuat jam berkata, “Hai jam, apakah kamu sanggup untuk berdetak sebanyak 31.536.000 (Tiga puluh satu juta lima ratus tiga puluh enam ribu) kali dalam setahun?”, jam itu tersentak, “Enggak mungkinlah saya berdetak sebanyak itu!?”
“Baiklah, bagaimana kalau 86.400 (delapan puluh enam ribu empat ratus) kali dalam sehari?” tawar pembuat jam.
“Delapan puluh enam ribu empat ratus kali? Dengan jarum yang kecil-kecil begini?” jawab jam penuh keraguan.
“Kalau begitu cukup berdetak 3.600 (tiga ribu enam ratus) kali dalam satu jam, pasti kamu sanggup!” pinta si pembuat jam lagi.
“Sepertinya saya masih belum sanggup berdetak sebanyak itu dalam sejam.” Jam masih saja bimbang dengan kemampuannya.
Akhirnya si pembuat jam berkata, “Sudahlah, sanggupkah kamu berdetak satu kali saja setiap detik?” Jam itu sontak menjawab, “Naah, kalau cuma sekali sedetik sih aku sanggup, kapan aku mulai bekerja?”. “Sekarang!”, seru pembuat jam.
Setelah selesai dibuat, jam itu pun berdetak satu kali setiap detik. Lalu berdetak terus sampai 3.600 kali dalan satu jam. Berlanjut lagi sampai 86.400 kali dalam sehari. Dan tanpa terasa jam itu telah berdetak 31.536.000 kali dalam setahun.
 Hikmah dan Pelajaran
Belajar dari jam, kadangkala kita ragu terhadap tugas dan pekerjaan yang kita anggap terlalu berat untuk dilakukan, padahal kita belum mencobanya. Karena itu jangan pernah berkata ‘tidak bisa’ terhadap setiap pekerjaan yang kita anggap berat dan sulit. Sebenarnya kita hanya butuh keberanian untuk mencoba, selanjutnya semua berjalan dan mengalir seperti air.
Banyak gagasan dan pekerjaan besar yang terasa berat untuk dimulai. Maka cobalah memulai dari hal yang kecil dan ringan. Kemudian mulailah membangun sistem dan mekanisme kerja yang baik agar segala sesuatunya berjalan dengan maksimal dan agar keberhasilan itu juga berguna bagi orang-orang di sekitar kita. \\(n.n)// "NEVER GIVE UP" \\(^.^)//

 Renungan Wanita Hebat
Wanita memiliki kekuatan yang lebih besar dari seorang pria untuk dapat mengampuni lebih banyak, mengasihi lebih banyak, berkorban lebih banyak, juga menjadi penolong yang kuat bagi rumah tangganya.
Kecantikan seorang wanita bukanlah dari pakaian yang ia kenakan, sosok yang ia tampilkan, atau bagaimana ia menyisir dan menata rambutnya. Kecantikan seorang wanita harus dilihat dari matanya, karena itulah pintu hatinya, tempat dimana cinta itu ada.
Wanita cantik melukiskan kekuatan lewat masalah. Tersenyum saat tertekan, tertawa disaat hati sedang menangis, memberkati disaat terhina. Mempesona karena memaafkan. Wanita cantik mengasihi tanpa pamrih dan mencintai dengan ketulusan hati, serta bertambah kuat dalam iman dan pengharapan.
Mario Teguh berkata:
Hai, Pria. Bukan kalian yang memilih wanita. Tetapi Wanita yang memilih kalian. Jadi pantaskanlah diri kalian untuk dipilih oleh Wanita yang terbaik dan bernilai, berpakaianlah yang menawan dan berwibawa, mapanlah dalam karier, bijaksanalah dalam bertindak, sehingga engkau menjadi Pria yang dimuliakan oleh Wanita. Karena Wanita memilih bukan untuk dirinya, tapi memilih untuk seorang pemimpin dalam sebuah keluarga, juga seorang yang layak mendapat penghormatan, dukungan, dan dorongan. Karena dibalik kesuksesan seorang Pria, selalu karena ada dorongan dan pengorbanan seorang Wanita hebat.

 Something Happened Before Marriage·
One day a boy asked his girlfriend to marry him . The girl gave him a challenge to live a day without her , only then she'll marry him . No communication was there for 24 hours , he did not know that she has only 24 hours to life left cause she's ill .. After 24 hours , he went to her house holding a ring . He was shocked to know that she was dead .. She left a letter for him saying "You did it , you can be without me . Do it everyday my love .. Miss you "

Burung dan Mawar Putih
Suatu hari,ada burung jatuh cinta am mawar putih..
Burung pun berusaha mengungkapkan perasaannya, tp mawar putih berkata
"aku gak akan cinta sama kamu!"
burung tak pernah menyerah , setiap hari dia datang utk bertemu dg mawar putih,akhirnya..
mawar putih bkata,.
"aku bakal cinta sama kamu kalau km bisa ngubah aku jadi mawar merah!?"
dan suatu hari burung kembali dg memotong sayapnya,.
dan menebarkan darahya pd mawar putih hingga dia berubah jd mawar merah,,
akhirnya..
mawar sadar seberapa besar burung mencintai dirinya,,
tp..smua sudah terlambat karena,.
burung tak akan kmbali lagi di dunia ,. 

Mewaspadai Bahaya Ghibah
Islam merupakan agama sempurna yang Allah Subhanahu wa Ta’ala anugerahkan kepada umat Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam. Kesempurnaan Islam ini menunjukkan bahwa syariat yang dibawa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam itu adalah rahmatal lil’alamin. Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengkhabarkan di dalam firman-Nya (artinya): “Tidaklah Aku mengutusmu melainkan sebagai rahmatal lil’alamin.” (Al Anbiya’: 107)
Diantara wujud kesempurnaan agama Islam sebagai rahmatal lil’alamin, adalah Islam benar-benar agama yang dapat menjaga, memelihara dan menjunjung tinggi kehormatan, harga diri, harkat dan martabat manusia secara adil dan sempurna. Kehormatan dan harga diri merupakan perkara yang prinsipil bagi setiap manusia.
Setiap orang pasti berusaha untuk menjaga dan mengangkat harkat dan martabatnya. Ia tidak rela untuk disingkap aib-aibnya atau pun dibeberkan kejelekannya. Karena hal ini dapat menjatuhkan dan merusak harkat dan martabatnya di hadapan orang lain.
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِم حَرَامٌ دَمُهُ وَ عِرْضُهُ وَ مَالُهُ
“Setiap muslim terhadap muslim lainnya diharamakan darahnya, kehormatannya, dan juga hartanya.” (H.R Muslim no. 2564)
Hadits di atas menjelaskan tentang eratnya hubungan persaudaraan dan kasih sayang sesama muslim. Bahwa setiap muslim diharamkan menumpahkan darah (membunuh) dan merampas harta saudaranya seiman. Demikian pula setiap muslim diharamkan melakukan perbuatan yang dapat menjatuhkan, meremehkan, atau pun merusak kehormatan saudaranya seiman. Karena tidak ada seorang pun yang sempurna dan ma’shum (terjaga dari kesalahan) kecuali para Nabi dan Rasul. Sebaliknya selain para Nabi dan Rasul termasuk kita tidak lepas dari kekurangan dan kelemahan.
Suatu fenomena yang lumrah terjadi di masyarakat kita dan cenderung disepelekan, padahal akibatnya cukup besar dan membahayakan, yaitu ghibah (menggunjing). Karena dengan perbuatan ini akan tersingkap dan tersebar aib seseorang, yang akan menjatuhkan dan merusak harkat dan martabatnya.
Tahukah anda apa itu ghibah? Sesungguhnya kata ini tidak asing lagi bagi kita. Ghibah ini erat kaitannya dengan perbuatan lisan, sehingga sering terjadi dan terkadang di luar kesadaran.
Ghibah adalah menyebutkan, membuka, dan membongkar aib saudaranya dengan maksud jelek. Al Imam Muslim meriwayatkan dalam kitab Shahihnya dari shahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Apakah kalian mengetahui apa itu ghibah? Para shahabat berkata: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Kemudian beliau Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ ، إِنْ كَانَ فِيْهِ مَا تَقُوْلُ فَقَدِ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيْهِ مَا تَقُوْلُ فَقَدْ بَهَتَّهُ
“Engkau menyebutkan sesuatu yang ada pada saudaramu yang dia membecinya, jika yang engkau sebutkan tadi benar-benar ada pada saudaramu sungguh engkau telah berbuat ghibah, sedangkan jika itu tidak benar maka engkau telah membuat kedustaan atasnya.”
Di dalam Al Qur’anul Karim Allah Subhanahu wa Ta’ala sangat mencela perbuatan ghibah, sebagaimana firman-Nya (artinya):
“Dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kalian menggunjing (ghibah) kepada sebagian yang lainnya. Apakah kalian suka salah seorang diantara kalian memakan daging saudaramu yang sudah mati? Maka tentulah kalian membencinya. Dan bertaqwalah kalian kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat dan Maha Pengasih.” (Al Hujurat: 12)
Al Imam Ibnu Katsir Asy Syafi’i berkata dalam tafsirnya: “Sungguh telah disebutkan (dalam beberapa hadits) tentang ghibah dalam konteks celaan yang menghinakan. Oleh karena itu Allah Subhanahu wa Ta’ala menyerupakan orang yang berbuat ghibah seperti orang yang memakan bangkai saudaranya. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala … (pada ayat di atas). Tentunya itu perkara yang kalian benci dalam tabi’at, demikian pula hal itu dibenci dalam syari’at. Sesungguhnya ancamannya lebih dahsyat dari permisalan itu, karena ayat ini sebagai peringatan agar menjauh/lari (dari perbuatan yang kotor ini -pent). ” (Lihat Mishbahul Munir)
Suatu hari Aisyah radhiyallahu’anha pernah berkata kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam tentang Shafiyyah bahwa dia adalah wanita yang pendek. Maka beliau Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
لَقَدْ قُلْتِ كَلِمَةً لَو مُزِجَتْ بِمَاءِ البَحْرِ لَمَزَجَتْهُ
“Sungguh engkau telah berkata dengan suatu kalimat yang kalau seandainya dicampur dengan air laut niscaya akan merubah air laut itu.” (H.R. Abu Dawud 4875 dan lainnya)
Asy Syaikh Salim bin Ied Al Hilali berkata: “Dapat merubah rasa dan aroma air laut, disebabkan betapa busuk dan kotornya perbutan ghibah. Hal ini menunjukkan suatu peringatan keras dari perbuatan tersebut.” (Lihat Bahjatun Nazhirin Syarah Riyadhush Shalihin 3/25)
Sekedar menggambarkan bentuk tubuh seseorang saja sudah mendapat teguran keras dari Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam, lalu bagaimana dengan menyebutkan sesuatu yang lebih keji dari itu? Dari shahabat Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
لَمَّا عُرِجَ بِي مَرَرْتُ بِقَوْمٍ لَهُمْ أَظْفَارٌ مِنْ نُحَاسٍ يَخْمِشُوْنَ وُجُوْهَهُمْ وَصُدُوْرَهُمْ ، فَقُلْتُ مَنْ هؤُلاَءِ يَاجِبْرِيْلُ؟ قَالَ : هؤُلاَءِ الَّذِيْنَ يَأْكُلُوْنَ لُحُوْمَ النَّاسِ وَيَقَعُوْنَ فِي أَعْرَاضِهِمْ
“Ketika aku mi’raj (naik di langit), aku melewati suatu kaum yang kuku-kukunya dari tembaga dalam keadaan mencakar wajah-wajah dan dada-dadanya. Lalu aku bertanya: “Siapakah mereka itu wahai malaikat Jibril?” Malaikat Jibril menjawab: “Mereka adalah orang-orang yang memakan daging-daging manusia dan merusak kehormatannya.” (H.R. Abu Dawud no. 4878 dan lainnya)
Yang dimaksud dengan ‘memakan daging-daging manusia’ dalam hadits ini adalah berbuat ghibah (menggunjing), sebagaimana permisalan pada surat Al Hujurat ayat: 12.
Dari shahabat Ibnu Umar radhiyallahu’anhu, bahwa beliau Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
يَا مَعْشَرَ مَنْ آمَنَ بِلِسَانَهِ وَلَمْ يَفْضِ الإِيْمَانُ إِلَى قَلْبِهِ لاَ تُؤْذُوا المُسْلِمِيْنَ وَلاَ تُعَيِّرُوا وَلاَ تَتَّبِعُوا عَوْرَاتِهِمْ فَإِنَّهُ مَنْ يَتَّبِعْ عَوْرَةَ أَخِيْهِ الْمُسْلِمِ تَتَّبَعَ اللهُ عَوْرَتَهُ وَمَنْ يَتَّبَعِ اللهُ يَفْضَحْهُ لَهُ وَلَو في جَوْفِ رَحْلِهِ
“Wahai sekalian orang yang beriman dengan lisannya yang belum sampai ke dalam hatinya, janganlah kalian mengganggu kaum muslimin, janganlah kalian menjelek-jelekkannya, janganlah kalian mencari-cari aibnya. Barang siapa yang mencari-cari aib saudaranya sesama muslim niscaya Allah akan mencari aibnya. Barang siapa yang Allah mencari aibnya niscaya Allah akan menyingkapnya walaupun di dalam rumahnya.” (H.R. At Tirmidzi dan lainnya)
Dari shahabat Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: “Suatu ketika kami pernah bersama Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam mencium bau bangkai yang busuk. Lalu Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam berkata: ‘Apakah kalian tahu bau apa ini? (Ketahuilah) bau busuk ini berasal dari orang-orang yang berbuat ghibah.” (H.R. Ahmad 3/351)
Dari shahabat Sa’id bin Zaid radhiyallahu ‘anhu sesungguhnya Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
?إِنَّ مِنْ أَرْبَى الرِّبَا الإِسْتِطَالةَ فِي عِرْضِ المُسْلِمِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَفِي رِوَايَة : مِنْ أَكْبَرِ الْكَبَائِرِ
“Sesungguhnya termasuk riba yang paling besar (dalam riwayat lain: termasuk dari sebesar besarnya dosa besar) adalah memperpanjang dalam membeberkan aib saudaranya muslim tanpa alasan yang benar.” (H.R. Abu Dawud no. 4866-4967)
Dari ancaman yang terkandung dalam ayat dan hadits-hadits di atas menunjukkan bahwa perbuatan ghibah ini termasuk perbuatan dosa besar, yang seharusnya setiap muslim untuk selalu berusaha menghindar dan menjauh dari perbuatan tersebut.
Asy Syaikh Al Qahthani dalam kitab Nuniyyah hal. 39 berkata:
لاَتُشْغِلَنَّ بِعَيْبِ غَيْرِكَ غَافِلاً عَنْ عَيْبِ نَفْسِكَ إِنَّهُ عَيْبَانِ
Janganlah kamu tersibukkan dengan aib orang lain, justru kamu lalai Dengan aib yang ada pada dirimu, sesungguhnya itu dua keaiban (Lihat Nashihati linnisaa’ hal. 32)
Maksudnya, bila anda menyibukkan dengan aib orang lain maka hal itu merupakan aib bagimu karena kamu telah terjatuh dalam kemaksiatan. Sedangkan bila anda lalai dari mengoreksi aib pada dirimu sendiri itu juga merupakan aib bagimu. Karena secara tidak langsung kamu merasa sebagai orang yang sempurna. Padahal tidak ada manusia yang sempurna dan ma’shum kecuali para Nabi dan Rasul.
Konteks dalam hadits:
ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ
“Engkau menyebutkan sesuatu pada saudaramu yang dia membecinya.”
Hadits di atas secara zhahir mengandung makna yang umum, yaitu mencakup penyebutan aib dihadapan orang tersebut atau diluar sepengetahuannya. Namun Al Hafizh Ibnu Hajar menguatkan bahwa ghibah ini khusus di luar sepengetahuannya, sebagaimana asal kata ghibah (yaitu dari kata ghaib yang artinya tersembunyi-pent) yang ditegaskan oleh ahli bahasa. Kemudia Al Hafizh berkata: “Tentunya membeberkan aib di dahapannya itu merupakan perbuatan yang haram, tapi hal itu termasuk perbuatan mencela dan menghina.” (Fathul Bari 10/470 dan Subulus Salam hadits no. 1583, lihat Nashihati linnisaa’ hal. 29)
Demikian pula bagi siapa yang mendengar dan ridha dengan perbuatan ghibah maka hal tersebut juga dilarang. Semestinya dia tidak ridha melihat saudaranya dibeberkan aibnya. Dari shahabat Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
مَنْ رَدَّ عِرْضَ أَخِيْهِ رَدَّ اللهُ عَنْ وَجْهِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Barang siapa yang mencegah terbukanya aib saudaranya niscaya Allah akan mencegah wajahnya dari api neraka pada hari kiamat nanti.” (H.R. At Tirmidzi no. 1931 dan lainnya)
Demikian juga semestinya ia tidak ridha melihat saudaranya terjatuh dalam kemaksiatan yaitu berbuat ghibah. Semestinya ia menasehatinya, bukan justru ikut larut dalam perbuatan tersebut. Kalau sekiranya ia tidak mampu menasehati atau mencegahnya dengan cara yang baik, maka hendaknya ia pergi dan menghindar darinya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman (artinya):
“Dan orang-orang yang beriman itu bila¬ mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling darinya, dan mereka berkata: “Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amalmu, semoga kesejahteraan atas dirimu, kami tidak ingin bergaul dengan orang-orang jahil.” (Al Qashash: 55)
Dari shahabat Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ وَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ وَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذالكَ أَضْعَفُ الإِيْمَانِ
“Barang siapa yang melihat kemungkaran hendaknya dia mengingkarinya dengan tangan. Bila ia tidak mampu maka cegahlah dengan lisannya. Bila ia tidak mampu maka cegahlah dengan hatinya, yang demikian ini selemah-lemahnya iman.” (Muttafaqun ‘alaihi)
Namun bila ia ikut larut dalam perbuatan ghibah ini berarti ia pun ridha terhadap kemaksiatan, tentunya hal ini pun dilarang dalam agama.
Lalu bagaimana cara bertaubat dari perbuatan ghibah? Apakah wajib baginya untuk memberi tahu kepada yang dighibahi? Sebagian para ulama’ berpendapat wajib baginya untuk memberi tahu kepadanya dan meminta ma’af darinya. Pendapat ini ada sisi benarnya jika dikaitkan dengan hak seorang manusia. Misalnya mengambil harta orang lain tanpa alasan yang benar maka dia pun wajib mengembalikannya. Tetapi dari sisi lain, justru bila ia memberi tahu kepada yang dighibahi dikhawatirkan akan terjadi mudharat yang lebih besar. Bisa jadi orang yang dighibahi itu justru marah yang bisa meruncing pada percekcokan dan bahkan perkelahian. Oleh karena itu sebagian para ulama lainnya berpendapat tidak perlu ia memberi tahukan kepada yang dighibahi tapi wajib baginya beristighfar (memohan ampunan) kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan menyebutkan kebaikan-kebaikan orang yang dighibahi itu di tempat-tempat yang pernah ia berbuat ghibah kepadanya. Insyaallah pendapat terakhir lebih mendekati kebenaran. (Lihat Nashiihatii linnisaa’: 31)
Para pembaca, karena perbuatan ghibah ini berkaitan erat dengan lisan yang mudah bergerak dan berbicara, maka hendaknya kita selalu memperhatikan apa yang kita ucapkan. Apakah ini mengandung ghibah atau bukan, jangan sampai tak terasa telah terjatuh dalam perbuatan ghibah. Bila kita bisa menjaga tangan dan lisan dari mengganggu atau menyakiti orang lain, insyaallah kita akan menjadi muslim sejati. Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
المُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
“Seorang muslim sejati adalah bila kaum muslimin merasa selamat dari gangguan lisan dan tangannya.” (H.R. Muslim)

                                               Semua Manusia Memiliki Peranannya Sendiri
Beberapa waktu yg lalu, seorang pemuda terpelajar dari Surabaya sedang berpergian naik pesawat ke Jakarta.
Disampingnya duduk seorang ibu yang sudah berumur.
Si Pemuda menyapa, dan tak lama mereka terlarut dalam obrolan ringan.
“Ibu, ada acara apa pergi ke Jakarta?” tanya si Pemuda
“Oh… Saya mau ke Jakarta terus “connecting flight” ke Singapore nengokin anak saya yang kedua” jawab ibu itu.
“Wouw….. hebat sekali putra ibu, pemuda itu menyahut dan terdiam sejenak.
Pemuda itu merenung.
Dengan keberanian yang didasari rasa ingin tahu pemuda itu melanjutkan pertanyaannya.
“Kalau saya tidak salah, anak yang di Singapore tadi, putra yang kedua ya Bu? Bagaimana dengan adik-adiknya?”
“Oh ya tentu”, si Ibu melanjutkan ceritanya
“Anak saya yg ketiga seorang Dokter di Malang,
yang keempat Kerja di Perkebunan di Lampung,
yang kelima menjadi Arsitek di Jakarta.
yang keenam menjadi Kepala Cabang Bank di Porwokerto.
yang ke tujuh menjadi Dosen di Semarang.”
Pemuda tadi diam, hebat ibu ini, bisa mendidik anak anaknya dengan sangat baik, dari anak kedua sampai ke tujuh.
“Terus bagaimana dengan anak pertama ibu?”
Sambil menghela napas panjang, ibu itu menjawab.
“Anak saya yang pertama menjadi Petani di Jember nak. Dia menggarap sawahnya sendiri yang tidak terlalu lebar”
Pemuda itu segera menyahut, “Maaf ya Bu….. kalau ibu agak kecewa ya dengan anak pertama ibu, adik-adiknya berpendidikan tinggi dan sukses di pekerjaannya, sedang dia menjadi pe tani?”
Dengan tersenyum ibu itu menjawab,
“Ooo …tidak tidak begitu nak… Justru saya sangat bangga dengan anak pertama saya, karena dialah yang membiayai sekolah semua adik-adiknya dari hasil dia bertani”
Today’s lesson :
Everyone in this world is an important person!!!
Open your eyes…
your heart…
your mind…
your point of view…
because we can’t make summary before reading “the book” completely.
The wise person says…
The more important thing is not WHO YOU ARE But WHAT YOU HAVE BEEN DOING….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenali Makna Insights Facebook

Yuk, Belajar Analisa Insights Facebook! Selanjutnya, kita akan membahas tentang analisis Facebook, yang bisa membantu kita dalam m...